Salam luar biasa untuk sohib-sohib Amazing semua!
Masa-masa sekolah memang merupakan masa yang berkesan. Banyak momen-momen tertentu yang cuma bisa kita dapetin di masa-masa sekolah, bukan di masa lainnya. Iya nggak sih? Misal, kenangan waktu kamu dimarahin guru gara-gara nggak ngerjain tugas atau momen ketika kamu dicubit guru gara-gara baju seragam kamu dikeluarin. Pernah ngerasain? Hehe…
Masa-masa sekolah memang merupakan masa yang berkesan. Banyak momen-momen tertentu yang cuma bisa kita dapetin di masa-masa sekolah, bukan di masa lainnya. Iya nggak sih? Misal, kenangan waktu kamu dimarahin guru gara-gara nggak ngerjain tugas atau momen ketika kamu dicubit guru gara-gara baju seragam kamu dikeluarin. Pernah ngerasain? Hehe…
Jujur aja nih, meskipun saya dulu
pernah ngajar (atau boleh dibilang “Mantan Guru”), tapi waktu sekolah dulu saya
pernah nakal juga. Hehe.. Saking bermasalahnya saat itu, dulu pas jam pelajaran
siang sampe ada guru yang nyamperin kelas saya. Beliau dorong pintu kelas dan
langsung bicara lantang “MANA DONI..??!!”
Suasana kelas yang sebelumnya agak
riuh dengan obrolan dan candaan sesama siswa gara-gara guru mata pelajaran yang
belum dateng ke kelas seketika berubah dan berhenti, senyap, nggak ada suara.
Satu sisi mungkin temen-temen di kelas saya kaget dengan kehadiran guru yang datang
dengan gelagat muka marah, di sisi lain mungkin mereka juga was-was dan berfikiran
kalau mereka bakal kena marah juga. Hehehe… Padahal yang bakalan kena marah cuma
saya aja sendiri.
Karena nggak ada jawaban dari
anak-anak di kelas, guru yang tadi dorong pintu nanya lagi dengan lebih
lantang, “DONI MANA…!!??” alhasil semua temen di kelas pada langsung nengok ke
saya. Lalu salah seorang temen saya di kelas bilang “Don, tuh Loe dicariin!”.
Saya berdiri dari tempat duduk. Jujur
waktu itu saya DEG-DEG-an bangett, aslii…!! Tapi harus tetep tenang…!! Jangan terlalu memperlihatkan
kepanikan meskipun keringet dingin ngucur di sekujur badan.. hehehe. Saya jalan
pelan-pelan dari deretan kursi dan meja yang diduduki temen-temen sekelas yang
tadi sempet riuh dengan aktivitas ngobrol, bercanda dan sebagainya. Saya jalan ke
arah pintu kelas, tempat dimana guru saya udah nunggu dengan masang muka marahnya.
Sesampainya saya di depan guru
tersebut, saya langsung di dorong maju sama beliau. Saya digiring di pelataran
kelas, di bawa menuju ke arah lapangan. Cuma saya sendiri yang digiring cuyy..!! Kebayang nggak gimana malunya ujian
mental saat itu..?? Hehehe… Selama jalan ke arah lapangan, beberapa siswa dari
kelas lain nggak sedikit yang liatin saya. Ada juga beberapa temen sekolah yang
berpapasan waktu saya lagi digiring nanya dengan penuh ke-kepo-an, “Don,
kenapa?”, “Don, ada apa?”. Saya cuma diem.
Setelah sampe di tengah lapangan, berhadapan
langsung dengan ruang guru, saya langsung diminta hormat depan tiang bendera.
Siang-siang bolong, sendirian, di tengah lapangan sekolah, dan disuruh hormat
ke bendera. Hehehe… momen tak terlupakan !!
Saya yakin, kebanyakan dari sohib-sohib Amazing pernah ngalamin “momen dimarahi guru”, baik itu karena permasalahan kecil atau pun
karena pemasalahan yang serius. Namun terkadang, tidak semua orang siap berada
di momen tersebut, ya nggak sih? Beberapa dari mereka mungkin ada yang panik
dan kaget, ada yang langsung marah kesel dan nge-dumel sendiri, ada juga yang nangis (rata-rata anak perempuan yang
biasa gini, hehe), bahkan parahnya lagi, ada juga loh yang sampe males masuk
sekolah setelah dimarahi guru.
Supaya kita nggak salah bersikap dan
malah nyusahin diri kita sendiri di kemudian hari, Ini ada beberapa tips untuk
para siswa yang sedang dimarahi guru. Tips ini langsung diambil dari pengalaman
saya pribadi sebagai “mantan siswa” dan “mantan guru”, silahkan disimak dan
diamalkan, mudah-mudahan bermanfaat.
1. MEMINTA
MAAF DENGAN TULUS DAN MENYESAL
Saya yakin semua orang tau dengan istilah
“MAAF”, kalau kita salah, ya minta maaf. Betul nggak? Tapi saya nggak yakin
semua orang tahu kalau minta maaf itu butuh diucapkan dengan ketulusan dan rasa
menyesal.
Nih, kita kasih contoh yah. Misal, ada
temen kamu minjem handphone kamu yang sebenernya baru aja kamu beli. Temen kamu
minjem handphone itu untuk sekedar coba selfie
atau sekedar numpang telpon. Terus tiba-tiba handphone itu terjatuh ke lantai,
layarnya pecah. Lalu temen kamu minta maaf, tapi minta maaf dengan wajah cengengesan dan rasa nggak bersalah,
kira-kira kamu bakal maafin dia tau nggak??
Nah, begitu juga halnya dengan guru. Kalau seumpama kamu dimarahi
guru artinya ada suatu kesalahan yang udah kamu lakukan. Solusi awalnya satu:
MINTA MAAF. Tapi kesalahan rata-rata siswa adalah mereka meminta maaf dengan
tidak tulus dan dengan perasaan tidak bersalah. Inget yah, manusia itu makhluk
berperasaan. Manusia itu bisa merasakan rasa sebuah “ketulusan” dari sesamanya.
Kalau kamu mengucapkan maaf dengan “ketulusan dan rasa penuh penyesalan” insya Allah masalah kamu dengan guru
nggak akan berlarut-larut deh. Tapi kalau kamu minta maafnya nggak tulus dan
tana penyesalah hati-hati, bisa-bisa kamu dikasih hukuman tambahan nanti.
2. JANGAN
BERDALIH DAN MENDEBAT, BERANILAH AKUI KESALAHANMU
Kesalahan
selanjutnya dari kebanyakan siswa ketika sedang dimarahi guru ialah mereka
selalu berdalih (beralasan) untuk menutupi kesalahan-kelahannya. Mereka bahkan tidak
sungkan-sungkan berdebat dengan gurunya hanya untuk menunjukkan kalau dirinya
paling benar.
Hati-hati
dengan kebiasaan buruk ini yah. Ingat, dahulu waktu Nabi Adam diciptakan dan
Allah SWT menyuruh makhluk-makhluknya (Iblis dan Malaikat) untuk bersujud
kepada Adam, Iblis menolak dan mendebat Allah SWT. Iblis berdalih kalau ia
lebih kuat/baik karena ia tercipta dari api, sementara Adam dari tanah. Iblis
merasa lebih benar dari Allah. Dan tahu nggak apa yang terjadi setelah iblis
melakukan itu? Yup, bener banget! Allah
usir iblis dari surga, dan Allah akan menempatkan ia kekal di neraka.
Sikap
kita yang nggak mau mengakui kesalahan dan selalu berdalih serta mendebat guru
itu termasuk perilaku sombong loh. Sombong itu ada dua jenis; Pertama menganggap diri lebih baik dari
orang lain. Kedua, menolak kebenaran.
Baik jenis pertama atau pun jenis kedua, sikap sombong itu dua-duanya nggak
baik dan bisa mengantarkan kita pada kehancuran. Jadi, kalau suatu waktu kamu dimarahi
guru karena suatu kesalahan yang kalian lakukan, mending kamu bersikap ksatria deh dengan berani mengakui kesalahan
itu. Sikap itu jauh lebih terpuji dan elegan loh ketimbang terus-terusan berdalih
dan mendebat guru.
Kita
nggak perlu malu dengan mengakui kesalahan, karena nggak ada manusia yang
sempurna dan luput dari kesalahan. Akui kesalahan itu dan niatkan diri untuk
memperbaiki diri dan nggak mengulanginya lagi.
3. TAHU
& MEMAHAMI LETAK KESALAHANMU
Ada
ungkapan “Pengalaman adalah guru yang berharga”. Kalau kamu dimarahi guru,
seharusnya kamu jadikan itu sebagai pengalaman yang berharga. Kata “berharga”
di sini punya arti untuk selalu kamu ingat dan pahami sehingga di kemudian hari
kamu nggak melakukan hal yang sama.
Terkadang,
ada guru yang memarahi kamu tanpa kasih tau alasan kenapa kamu sampai bisa sampai
kena marah. Biasanya kondisi seperti ini terjadi dalam kasus kesalahan
kolektif/ kesalahan berjamaah siswa. Hehehe… Karena pelaku kesalahannya banyak,
akhirnya guru lupa menjelaskan letak kesalahannya. Atau dalam kasus lain bisa
juga karena seseorang guru menegur siswa karena melakukan sesuatu, namun tidak
menjelaskan hal tersirat dari teguran itu. Hal tersirat tersebutlah yang
mungkin belum dipahami oleh siswa.
Contoh
kasusnya, dulu sewaktu saya masih mengajar, saya pernah menegur siswa yang
minum sambil berlarian/ sambil berdiri. Siswa yang saya tegur saat itu hanya
hanya meminta maaf, meng-iyakan saya dan berlalu begitu saja. Usut punya usut,
ternyata siswa yang saya tegur itu tidak tahu makna atau alasan tersirat kenapa
saya menegurnya ketika minum sambil berlarian/berdiri.
Sedikit
informasi saja bagi teman-teman semua, minum itu sebaiknya dilakukan sambil
duduk karena air yang kita minum saat berdiri akan membuat tubuh kita menolak
semua nutrisi dari penyerapan saat proses minum tersebut. Oleh karenanya, minum
sambil berdiri itu tidak baik. Selain itu kenapa kita dianjurkan minum sambil
duduk ialah karena itu merupakan sunnah yang di ajarkan Rasulullah Muhammad
saw, yang artinya jika kita melakukannya, kita juga akan mendapat pahala
kebaikan dari Allah.
Oke,
kembali ke topik. Jadi intinya, jika kamu belum benar-benar tahu dan mengerti
terkait alasan kenapa kamu dimarahi, ada baiknya kamu juga menanyakan hal
tersebut kepada guru yang memarahi kamu. Tapi ingat, cobalah menanyakannya
dengan baik-baik yah.
4.
BERDAMAILAH DENGAN GURU, MEMBENCI
HANYA AKAN MENGURAS ENERGI
Dalam
beberapa kasus siswa yang dimarahi guru, tidak sedikit yang berakhir dengan lahirnya
kebencian dalam diri siswa terhadap gurunya. Dahulu, waktu saya masih menjadi
seorang siswa (yang tidak jarang sering ditegur atau dimarahi guru juga, hehe),
saya melihat betul kenyataan ironis ini. Tidak sedikit dari teman-teman sekolah
saya dulu yang membenci guru hanya karena mereka pernah dimarahi oleh gurunya.
Dan parahnya lagi, kebencian itu
mereka pupuk terus menerus. Akhirnya, lama-kelamaan jadilah mereka orang-orang
yang anti terhadap guru tersebut, anti terhadap mata pelajarannya, anti ikut
dalam proses pembelajaran bersamanya. Lalu tahu apa yang terjadi kemudian? Ya,
lambat laun mereka menjadi siswa-siswa yang tertinggal di kelasnya. Mereka
menjadi siswa yang lebih sering bolos. Mereka bahkan menjadi siswa yang tidak
sedikit mengecewakan orang tuanya. Tahu kenapa? Semua itu karena mereka tidak
bisa berdamai dengan gurunya. Padahal kalau kalian ingin sedikit kalem dan
berdamai aja dengan guru kalian itu, ada banyak kebaikan dan keuntungan yang
bisa kalian dapetin loh. Seriusan deh!
Ada ungkapan “keberkahan ilmu itu
berasal dari keridhoan guru kita terhadap kita”. Nah, kalau ketika ingin
menuntut ilmu aja kita sendiri sudah tidak ridho dengan guru kita, bagaimana
ilmu kita mau jadi berkah dan bermanfaat di masa depan? Kalau ilmunya nggak
berkah kira-kira bisa dapet apa kita nanti? Dapet “NOL”!
Jadi,
udah deh,, jangan cemberut terus cuma karena dimarahin guru. Lagian, guru itu
marahi kamu pasti karena rasa saying mereka ke kamu. Cuma mungkin pikiran dan
kedewasaan kita aja saat itu yang belum mampu memahaminya secara bijak.
Daripada membenci, mendingan kamu bales marahnya guru itu dengan senyum imut
kamu, lebih baik dan lebih asyik kan? Hehehe… Lagi pula, membenci guru itu
hanya membuang energi dan menyusahkan kamu sendiri aja tau. Oke?
Note:
Catatan
ini dibuat oleh D. Apriyanto, seorang mantan siswa sekaligus mantan guru yang
mudah-mudahan selalu awet muda (Tangerang, 4 Agustus 2019)
No comments:
Post a Comment