Tuesday, September 3, 2019

Gundala dan Kejutan Akhir Film




Salam Amazing!

Gundala sebenernya satu-satunya film Indonesia yang ditunggu-tunggu oleh saya pribadi di akhir bulan Agustus lalu. Jujur aja, dari pertama muncul trailernya, Film Gundala ini udah “nge-demenin” banget. Dan akhirnya tanggal 1 September kemarin penantian itu terwujud juga. Alhamdulillah istri saya juga akhirnya mau diajak kompromi untuk nonton Film Gundala, meski awalnya menolak dan nggak tertarik sama film superhero asli Indonesia itu. Alasan istri saya nggak tertarik dengan filmnya sih mungkin standar dan sama-seperti orang-orang kebanyakan: karena takut filmnya mengecewakan,.
Maklum, istri saya udah terlanjur banyak nonton film superhero besutan Marvel atau DC yang mana dari segi budget dan grafisnya pasti udah TOP banget. Hadirnya Gundala yang juga mengambil konsep cerita “Superhero” memang mau-nggak mau akan buat para penontonnya  jadi ngebandingin antara Gundala dengan sosok Superhero besutan Marvel dan DC lainnya. Ya, itu udah jadi resiko. Tapi, karena saya kepo banget dengan film ini, maka saya cari-carilah lagi info mengenai film Gundala agar istri semakin yakin dan mau ikut nonton. Hehe.
Ada beberapa pertimbangan sebenernya kenapa saya dan istri mau nonton film superhero buatan Indonesia ini. Yang Pertama, Film Gundala dibuat dengan dana yang cukup besar. Sekitar 30 Miliar rupiah! Untuk ukuran film Indonesia, dana itu jelas bukan dana yang kecil. Dana sebesar itu digelontorkan tentunya agar Joko Anwar dan kawan-kawan dapat menghadirkan sebuah sajian film yang menarik. Kedua, Film Gundala menghadirkan sebuah kostum superhero yang dibuat di Los Angles, Amerika. Kostum tersebut  dibuat di tempat yang juga memproduksi kostum untuk superhero Marvel, DC, dan Film Hunger Game. Luar biasa banget deh pokoknya.
Ketiga, Film Gundala merupakan film perdana dari beberapa film superhero Indonesia yang akan segera tampil di masa mendatang dari Bumi Langit Cinematic Universe (BCU), jadi kita perlu banget nonton film ini karena antar film yang satu dengan film lainnya boleh jadi saling berkaitan.
Tiga alasan di atas agaknya udah cukup menjadi alasan buat saya dan istri untuk menyaksikan film superhero karya anak bangsa. Dan akhirnya saya dan istri pun langsung melaju ke Tangcity untuk segera memesan tiket di sana. Sampai sana, di luar dugaan banget, tiket Gundala udah hampr ludes untuk pemutaran jam sore. Luar Biasa! Alhasil, mau nggak mau saya ambil yang waktu malem.
Waktu terus berjalan dan akhirnya jadwal antrian kami untuk menonton tiba. Saya dan istri langsung menyimak setiap adegan demi adegan dari film tersebut. Dan kesimpulannya: LUARRR BIASAA..!! Jujur, untuk ukuran film Superhero Indonesia, Film Gundala cukup sukses menghibur kami. Alur cerita dan tampilan gambar yang disajikan pun membuat saya dan istri betah nonton film ini berlama-lama. Malah, seolah “nggak kerasa” nonton film itu selama 2 jam. Nggak cuma itu, Film Gundala juga menampilkan koreografi aksi yang ciamik. Mungkin mirip-mirip dengan film “Night Come for Us” yang juga pernah dibintangi Abimana Aryasatya
Dari segi karakter dan tokoh yang dihadirkan, Film Gundala juga seolah sukses menghipnotis penontonya. Sosok Sancaka (Gundala) pada film ini dihadirkan sebagai sosok yang memiliki karakter patriot. Karakter itu pun tidak ia dapatkan secara instan, melainkan terlahir dari kondisi kepahitan dan kerasnya hidup yang ia lalui sedari kecil. Selain itu, sosok Pengkor pada film ini yang tak lain merupakan musuh utama Gundala, nyatanya juga sukses dalam menghadirkan karakter antagonis yang tidak hanya sadis nan licik, namun juga penuh dengan dendam terkait apa yang ia alami di masa silam. Baik Sancaka atau pun Pengkor sejatinya sama-sama memiliki masa lalu yang kelam. Masa lalu yang penuh dengan ketidak adilan. Namun keduanya memilih tindakan dan sikap yang saling bertolak belakang antara satu dan yang lainnya. Jujur aja, cerita dari kedua tokoh itu cukup emosional banget, sampe-sampe istri saya nangis pas nonton. Hehehe. Beneran deh.
 Namun dari segala hal menarik yang ditunjukkan oleh film Gundala, satu hal yang cukup menyedot rasa penasaran adalah terkait munculnya sosok Sri Asih (Pevita Pearce) yang sangat dinanti-nantikan kelanjutan dari kehadirannya. Boleh jadi sang sutradara Joko Anwar sengaja memberikan peran minim pada Sri Asih dalam film Gundala sebagai pengikat daya tarik penonton agar setia mengikuti kelanjutan dari film-film BCU mendatang. Terakhir, hal yang paling membuat penonton outstanding pada film ini ialah tak lain dan tak bukan karena munculnya post credit yang kereen abis! Di post credit itu Gundala nampak hadir dengan kostum barunya (kostum buatan L.A, Amerika). Meski nggak secara jelas terlihat detail dari kostum itu, tapi sekilas penonton cukup dibikin terperangah dan penasaran untuk tau lebih lanjut bentuk dari kostum baru Gundala di film selanjutnya. Sukses terus perfilman Indonesia. Sukses untuk Gundala!


Kota Tangerang, 3 September 2019







Monday, September 2, 2019

Lulus dan Remedial




Salam Amazing!
Lulus dan Remedial itu hal normal sebenernya bagi seorang siswa. 
Mungkin akan jadi membosankan juga kalau selama di sekolah kita nggak pernah diremedial (selalu lulus terus) atau nggak pernah lulus (selalu di remedial).
.
.
Tapi sebenernya, yang penting itu bukan tentang kamu "LULUS ATAU DI-REMEDIAL", tapi yang penting
adalah bagaimana proses saat kamu mendapatkan posisi tersebut.
.
.
Buat apa kamu bahagia lulus kalau itu bukan hasil murni kamu sendiri. Dan buat apa kamu bersedih karena remedial, kalau itu hasil murni usaha kamu sendiri.
.
Yang terbaik tentu menjadi lulus karena usaha sendiri yah. So, sekarang jangan hanya berfokus pada hasil.. Tapi berusahalah juga berfokus pada prosesnya. 
.
Lulus jangan tinggi hati, remedial jangan rendah diri.