Salam Amazing!
Gundala
sebenernya satu-satunya film Indonesia yang ditunggu-tunggu oleh saya pribadi
di akhir bulan Agustus lalu. Jujur aja, dari pertama muncul trailernya, Film
Gundala ini udah “nge-demenin” banget. Dan akhirnya tanggal 1 September kemarin
penantian itu terwujud juga. Alhamdulillah istri saya juga akhirnya mau diajak
kompromi untuk nonton Film Gundala, meski awalnya menolak dan nggak tertarik
sama film superhero asli Indonesia itu. Alasan istri saya nggak tertarik dengan
filmnya sih mungkin standar dan sama-seperti orang-orang kebanyakan: karena
takut filmnya mengecewakan,.
Maklum,
istri saya udah terlanjur banyak nonton film superhero besutan Marvel atau DC
yang mana dari segi budget dan grafisnya pasti udah TOP banget. Hadirnya
Gundala yang juga mengambil konsep cerita “Superhero” memang mau-nggak mau akan
buat para penontonnya jadi ngebandingin
antara Gundala dengan sosok Superhero besutan Marvel dan DC lainnya. Ya, itu
udah jadi resiko. Tapi, karena saya kepo banget dengan film ini, maka saya
cari-carilah lagi info mengenai film Gundala agar istri semakin yakin dan mau
ikut nonton. Hehe.
Ada beberapa
pertimbangan sebenernya kenapa saya dan istri mau nonton film superhero buatan
Indonesia ini. Yang Pertama, Film Gundala dibuat dengan dana yang cukup besar.
Sekitar 30 Miliar rupiah! Untuk ukuran film Indonesia, dana itu jelas bukan
dana yang kecil. Dana sebesar itu digelontorkan tentunya agar Joko Anwar dan
kawan-kawan dapat menghadirkan sebuah sajian film yang menarik. Kedua, Film
Gundala menghadirkan sebuah kostum superhero yang dibuat di Los Angles,
Amerika. Kostum tersebut dibuat di tempat
yang juga memproduksi kostum untuk superhero Marvel, DC, dan Film Hunger Game.
Luar biasa banget deh pokoknya.
Ketiga, Film
Gundala merupakan film perdana dari beberapa film superhero Indonesia yang akan
segera tampil di masa mendatang dari Bumi Langit Cinematic Universe (BCU), jadi
kita perlu banget nonton film ini karena antar film yang satu dengan film
lainnya boleh jadi saling berkaitan.
Tiga alasan
di atas agaknya udah cukup menjadi alasan buat saya dan istri untuk menyaksikan
film superhero karya anak bangsa. Dan akhirnya saya dan istri pun langsung
melaju ke Tangcity untuk segera memesan tiket di sana. Sampai sana, di luar
dugaan banget, tiket Gundala udah hampr ludes untuk pemutaran jam sore. Luar
Biasa! Alhasil, mau nggak mau saya ambil yang waktu malem.
Waktu terus
berjalan dan akhirnya jadwal antrian kami untuk menonton tiba. Saya dan istri
langsung menyimak setiap adegan demi adegan dari film tersebut. Dan
kesimpulannya: LUARRR BIASAA..!! Jujur, untuk ukuran film Superhero Indonesia,
Film Gundala cukup sukses menghibur kami. Alur cerita dan tampilan gambar yang
disajikan pun membuat saya dan istri betah nonton film ini berlama-lama. Malah,
seolah “nggak kerasa” nonton film itu selama 2 jam. Nggak cuma itu, Film
Gundala juga menampilkan koreografi aksi yang ciamik. Mungkin mirip-mirip
dengan film “Night Come for Us” yang juga pernah dibintangi Abimana Aryasatya
Dari segi
karakter dan tokoh yang dihadirkan, Film Gundala juga seolah sukses
menghipnotis penontonya. Sosok Sancaka (Gundala) pada film ini dihadirkan
sebagai sosok yang memiliki karakter patriot. Karakter itu pun tidak ia
dapatkan secara instan, melainkan terlahir dari kondisi kepahitan dan kerasnya
hidup yang ia lalui sedari kecil. Selain itu, sosok Pengkor pada film ini yang
tak lain merupakan musuh utama Gundala, nyatanya juga sukses dalam menghadirkan
karakter antagonis yang tidak hanya sadis nan licik, namun juga penuh dengan dendam
terkait apa yang ia alami di masa silam. Baik Sancaka atau pun Pengkor
sejatinya sama-sama memiliki masa lalu yang kelam. Masa lalu yang penuh dengan
ketidak adilan. Namun keduanya memilih tindakan dan sikap yang saling bertolak
belakang antara satu dan yang lainnya. Jujur aja, cerita dari kedua tokoh itu
cukup emosional banget, sampe-sampe istri saya nangis pas nonton. Hehehe.
Beneran deh.
Namun dari segala hal menarik yang ditunjukkan
oleh film Gundala, satu hal yang cukup menyedot rasa penasaran adalah terkait
munculnya sosok Sri Asih (Pevita Pearce) yang sangat dinanti-nantikan kelanjutan
dari kehadirannya. Boleh jadi sang sutradara Joko Anwar sengaja memberikan
peran minim pada Sri Asih dalam film Gundala sebagai pengikat daya tarik penonton
agar setia mengikuti kelanjutan dari film-film BCU mendatang. Terakhir, hal
yang paling membuat penonton outstanding pada film ini ialah tak lain dan tak
bukan karena munculnya post credit
yang kereen abis! Di post credit itu Gundala nampak hadir dengan kostum barunya
(kostum buatan L.A, Amerika). Meski nggak secara jelas terlihat detail dari
kostum itu, tapi sekilas penonton cukup dibikin terperangah dan penasaran untuk
tau lebih lanjut bentuk dari kostum baru Gundala di film selanjutnya. Sukses
terus perfilman Indonesia. Sukses untuk Gundala!
Kota Tangerang, 3 September 2019