Friday, November 16, 2018

Banten Lama dan Masa Depan Banten (Oleh: D. Apriyanto)




Eksistensi Banten sebenarnya telah dikenal banyak kalangan sejak dahulu. Bahkan João de Barros, seorang penulis kronik terkenal asal Portugis pada sekitar abad 16, pernah menjelaskan bahwa Bintam (Banten) merupakan salah satu tempat yang cukup dikenal di masa lalu seperti yang dijelaskan juga oleh Guillot (2008:44) dimana Barros dalam bukunya menyebutkan urutan nama-nama tempat yang dikenalnya dari timur ke barat sebagai berikut: Xacatra por outre nome Caravam (Jakarta yang juga bernama Krawang), Tamgaram (Tangerang), Cheguide, Pondang (Pontang) dan Bintam (Banten).
Kini, berabad-abad setelah Joao de Barros menulis catatan terkait kepopuleran Banten di masa silam, Banten telah tumbuh menjadi daerah yang sarat akan laju pembangunan serta modernisasi. Wacana terkait pembangunan Banten menuju wilayah yang mendunia pun kini mulai kembali dibicarakan di kalangan para elite pemerintahan hingga masyarakat umum. Beberapa rencana besar tak ketinggalan mulai disusun, harapannya tidak lain untuk bisa membangun masa depan Banten yang lebih baik lagi.
MASJID AGUNG DAN KAWASAN BANTEN LAMA SEBAGAI POTRET PEMBANGUNAN BANTEN
Berbicara seputar masa depan Banten sejujurnya sama dengan mengupas kembali gagasan kita hari ini mengenai pembangunan Banten ke depan. Dan untuk menelisik rancangan gagasan pembangunan itu, mungkin saja kita perlu meminjam kutipan Soekarno “Bangsa ini harus dibangun dengan mendahulukan pembangunan karakter” boleh jadi dengan begitu Banten akan tumbuh menjadi provinsi yang besar, maju, jaya serta bermartabat di masa depan.
Geliat pembangunan Banten hari ini jelas terlihat dalam beragam dimensi seperti: infrastruktur, pendidikan, sosial budaya, sistem pelayanan masyarakat dan lainnya. Namun yang paling mendapat apresiasi baik serta menjadi cukup viral di tengah masyarakat kita sekarang ialah penataan kawasan sekitar Masjid Agung Banten (Kawasan Banten Lama). Tidak bisa dimungkiri jika wajah baru Masjid Agung Banten hari ini telah menjadi topik populer yang sering berseliweran di berbagai sosial media seperti facebook atau pun instagram.
Penataan kawasan Masjid Agung Banten dan kawasan Banten Lama hari ini seolah menjadi suatu simbol pembangunan yang tidak hanya monumental, namun juga memiliki nilai historis serta pesan yang mendalam. Selain sebagai simbol dari pusat Kerajaan Islam terbesar di Nusantara pada abad 16 (Dokumentasi Benda Cagar Budaya dan Kepurbakalaan Provinsi Banten edisi revisi kedua, 2008:88), penataan kembali Masjid Agung Banten dan kawasan Banten Lama juga menyiratkan pesan mendalam bahwa Banten ialah daerah yang religius serta dikenal telah melahirkan banyak ulama dan kalangan intelektual yang dihormati. Hal ini seperti yang dituliskan Snouck Hurgronje, “The most highly esteemed leaders of the intellectual movement originate in most cases from Banten” yang kurang lebih artinya adalah sebagian besar asal para ulama paling dihormati, penggagas gerakan intelektual berasal dari Banten (Ali dan Tihami, 2014:1).
Pembangunan dan penataan kembali kawasan Masjid Agung Banten dan kawasan Banten Lama sejatinya tidak hanya menyentuh aspek pembangunan spasial (berkenaan dengan ruang atau tempat) semata, tetapi juga telah menyentuh aspek dari spirit pembangunan Banten itu sendiri ke arah pembangunan karakter yang religius serta berbudi pekerti luhur. Hal ini jelas menjadi sebuah pijakan yang baik lagi penting dalam proses pembangunan Banten ke depan.
KUNCI KEBERHASILAN PEMBANGUNAN BANTEN
            Dalam proses pembangunan, sinergisitas menjadi kata kunci untuk mencapai sebuah keberhasilan. Apa pun jenis pembangunan itu, sinergisitas mutlak diperlukan di dalamnya. Tanpa sinergisitas, suatu pembangunan akan dibenturkan pada persoalan-persoalan lain hingga tidak jarang berujung pada kegagalan dan kesia-siaan di kemudian hari. Sinergisitas antar steakholder ini tentu perlu dibangun dan dipupuk sedari tahap awal pembangunan agar nantinya terbangun suatu sinergisitas menyeluruh.
Sinergisitas antara Pemprov dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten misalnya, dalam melakukan penataan Banten Lama kedua belah pihak ini telah bersepakat untuk tidak mengubah nilai-nilai budaya maupun identitas ikon Provinsi Banten. Ini merupakan contoh sinergisitas baik yang layak untuk kita apresiasi. Selain itu, rencana sinergisitas lanjutan antara Pemprov dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) dalam langkah normalisasi kanal di kawasan Banten Lama juga merupakan langkah konkret lain yang perlu kita apresiasi dalam proses merevitalisasi kawasan ini.
Normalisasi kanal guna mengaliri air laut ke dalam kanal dan kembali dialiri ke laut akan membuat kanal dapat dilalui perahu. Boleh jadi nantinya hal ini akan kembali mengingatkan kita semua sebagaimana yang pernah dicatat oleh Tom Pires (Juliadi dan Wachyudin, 2014:38) bahwa Banten pernah menjadi kawasan pelabuhan ternama. Di tahun 1522 Tom Pires bahkan menuliskan bahwa Banten merupakan pelabuhan pengekspor beras dan lada yang cukup berarti, dimana Kerajaan Sunda melalui pelabuhan ini sudah mengekspor 1000 bahar lada per tahun. Secara garis besar agaknya kita bisa sama memahami bahwa sinergisitas dapat digambarkan sebagai sebuah perekat yang terbilang urgen dalam rangka mengaitkan potongan puzzle rencana pembangunan untuk dibingkai dalam sebuah kesatuan utuh.
Terlepas dari pentingnya suatu sinergisitas, keberhasilan revitalisasi kawasan Banten Lama sebenarnya juga sangat dipengaruhi oleh seberapa jeli pemerintah dalam melihat aspek-aspek yang dirasa penting mendapat sentuhan pembangunan. Oleh karenanya menjadi hal yang penting bagi pemerintah dalam menyusun peta pembangunan yang menyeluruh dan berkesinambungan. Sayangnya, yang biasa terjadi adalah pembangunan hanya disandarkan pada aspek spasial atau infrastruktur semata sehingga aspek penting lainnya seperti aspek ekonomi dan sosial budaya menjadi terabaikan. Hal ini jelas berakibat kontraproduktif bagi tujuan awal pembangunan itu sendiri.
Pada akhirnya dibutuhkan kehadiran dan peran serta segenap pihak mulai dari steakholder hingga masyarakat dalam mengawasi berjalannya suatu proses pembangunan. Dengan kebersamaan inilah kita akan mendapatkan prospek pembangunan Banten yang lebih cerah di masa depan. Penataan Masjid Agung Banten dan kawasan Banten Lama hari ini tentu diharapkan akan mampu membawa kawasan Banten Lama sebagai pusat kawasan bersejarah yang tidak hanya dicintai dan dibanggakan oleh masyarakat Banten, tetapi lebih dari itu juga dapat memberikan kontribusi berupa khazanah pembelajaran dan kearifan mengenai sejarah, nilai-nilai keislaman, sosial budaya, sistem pemerintahan hingga perekonomian dalam rangka mewujudkan peradaban Banten yang lebih baik di masa depan.